Minggu, 30 November 2014

MENTERI SUSI



Menteri Susi Ancam Tak Bantu Nelayan Bengkulu
Liputan6.com, Bengkulu - Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti menegaskan pemerintah pusat tidak akan memberikan program bantuan untuk nelayan di Provinsi Bengkulu, jika di daerah itu masih ada kapal pukat harimau (trawl) yang beroperasi.

"Kalau masih ada trawl kami tidak akan berikan bantuan, sita jaringnya! Pemerintah harus kerja, kami akan tarik seluruh bantuan kalau masih ada trawl," kata dia saat menjawab pertanyaan nelayan yang mengeluhkan mengenai masih beroperasinya pukat harimau atau trawl, di kampung nelayan kelurahan Malabero, Rabu (26/11/2014).

Menurut Susi, pemerintah harus serius menindak kapal pukat harimau yang ada di Provinsi Bengkulu karena merugikan nelayan apalagi sudah ada larangan terkait dengan kapal ini.

Menurut dia, Kementerian Kelautan dan Perikanan akan memberikan bantuan untuk lima kelompok nelayan, jika Pemerintah Provinsi Bengkulu menyanggupi syarat yang diberikannya. "Mesin es juga akan dikasih, tetapi harus janji, kalau masih ada kapal ini, semua akan ditarik kembali," jelasnya.

Ini dikatakan Susi saat mengikuti kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Bengkulu pada 25-26 November 2014. Presiden Jokowi tiba di Bengkulu menggunakan pesawat kepresidenan pukul 20.30 WIB pada Rabu (26/11/2014) ini.

Sementara Susi menyusul sampai di provinsi itu pada pagi dan langsung berkunjung ke perkampungan nelayan, Kelurahan Malabero Bengkulu.
Susi bersama staf, berkunjung lebih dulu dari presiden didampingi Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu.(Yuliardi/Nrm)


Tanggapan:
Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Susi Pudjiastuti, merupakan contoh orang yang sangat peduli dibidang kelautan. Selain latar belakang beliau sebelum menjadi menteri adalah seorang pengusaha lobster dan produk ikan Indonesia. Ibu menteri sudah begitu akrab dengan kehidupan nelayan dengan berbagai permasalahannya.

Program Kabinet kerja presiden Joko Widodo menuntut Susi Pudjiastuti untuk bekerja keras dalam mengembalikan kejayaan kekayaan laut Indonesia. Kekayaan Laut Indonesia dapat menembus ratusan triliiun bila dikelola dengan baik. Selama ini pencurian ikan yang marak terjadi diperairan Indonesia menyebabkan Indonesia merugi ratusan trilium setiap tahunnya.

Menjaga kelestarian kekayaan alam laut Indonesia, salah satunya dengan tidak menggunakan pukat hariumau bagi nelayan yang ingin menangkap ikan dilaut. Kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia yang tidak akan memberikan bantuan kepada nelayan bila masih menggunakan pukat harimau, harus diancungi jempol atas kebijakan ini. Kebijakan yang konsisten dan tidak pandang bulu merupakan kunci sukses dalam menghadapi persoalan saat ini. Blusukan yang dilakukan oleh ibu menteri diharapkan memberikan dampak positif bagi nelayan, karena dengan begitu nelayan kecil di pelosok daerah, merasa diperhatikan dan dibantu dalam menghadapi permasalahan mereka sehari – hari. Semoga kebijakan ini dapat menghantarkan rakyat Indonesia ke dalam kehidupan yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar