Minggu, 30 November 2014

PEMBUNUH SRI WAHYUNI



Pembunuhan Sri Wahyuni, Tersangka Kos di Kemang


Indosiar.com, Jakarta (Rabu : 26/11/2014) Sosok Jean Alter Huliselan, tersangka pembunuh Sri Wahyuningsih, perempuan yang ditemukan tewas dalam mobil di area parkir Bandara Soekarno Hatta, di mata pemilik kost tempatnya tinggal di Jakarta, merupakan pria yang baik dan mudah bergaul. Namun justru di mata para tetangga, tersangka dianggap kurang bersosialisasi.

Rumah tingkat dua di Jalan Benda di kawasan Kemang, Jakarta Selatan ini adalah tempat tersangka Jean Alter Hulisean tinggal. Jean yang jadi tersangka pembunuh Sri Wahyuningsih, yang mayatnya ditinggal dalam mobil di area parkir Bandara Soekarno Hatta itu sudah tinggal ditempat tersebut sejak Juli 2013.

Kamar tempat tersangka tinggal terlihat masih berantakan. Sebagian barang milik pria tersebut seperti pakaian, dan perabotan belum diambil pihak keluarga Jean. Menurut sang pemilik kost, dalam kesehariannya, Jean Alter mudah bergaul.

Namun berbeda di mata tetangganya, tersangka justru dianggap kurang bergaul dan tertutup, meskipun kerap membeli makanan, tidak jauh dari tempat kost itu. Tetangga juga kerap melihat mobil almarhum Sri Wahyuningsih parkir dekat tempat kost Jean.

Saat ini Jean Alter masih terus menjalani pemeriksaan polisi di Polres Bandara Soekarno Hatta. Tersangka terancam jeratan pasal berlapis, antara lain pembunuhan dan pencurian dengan kekerasan, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara. Dalam waktu dekat, rencananya polisi akan melakukan rekonstruksi atas kasus pembunuhan yang menimpa Sri Wahyuningsih, ibu dua anak tersebut. (Erwin Saputra/Sri Indro Purnomo Edy/Sup)


Tanggapan:
Kematian Sri Wahyuni merupakan salah satu bukti bila sebuah perlingkuhan membawa malapetaka. Malapetaka dimaksud tidak hanya dilihat dari segi terjadinya pembunuhan, tetapi rusaknya kehidupan rumah tangga, hidup yang tidak harmonis, anak merupakan pihak yang paling dirugikan dalam hal ini.

Kehidupan metropolitan Jakarta yang megah dan gemerlap, yang tidak diimbangi dengan kualitas iman dan pribadi yang kuat, daapat menjerumuskan seseorang ke jurang kehancuran. Gaya hidup hedonisme dikalangan masyarakat perkotaan menjadikan setiap orang haus akan kesenangan dan kebebasan duniawi yang sesaat. Kesenangan yang fana, menjadikan matahati menjadi buta. Kehangatan keluarga seakan tidak perlu dalam kehidupan seseorang, yang mereka perlukan hanya duniawi saja.

Karena kebebasan yang kebablasan itulah menjadikan manusia dalam berfikir tidak menggunakan akal sehat dan logika, melainkan hanya dengan hawa nafsu sesaat. Pembunuhan yang dilakukan bisa jadi hanya disebabkan karena hal sepele, karena telah membukakan mata hati menjadikan seseorang gelap mata dan akhirnya terjadilah pembunuhan itu.

Kesimpulan yang dapat ditarik menjaga diri dan keluarga dengan pengetahuan yang baik terhadap agama, dan pelaksanaannya dalam kehidupan sehari- hari, dapat membangun keluarga sakinah, mawaddah dan warrohmah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar