Pembunuhan Sri Wahyuni, Tersangka Kos di Kemang
Indosiar.com,
Jakarta (Rabu : 26/11/2014) Sosok Jean Alter Huliselan, tersangka pembunuh
Sri Wahyuningsih, perempuan yang ditemukan tewas dalam mobil di area parkir
Bandara Soekarno Hatta, di mata pemilik kost tempatnya tinggal di Jakarta,
merupakan pria yang baik dan mudah bergaul. Namun justru di mata para tetangga,
tersangka dianggap kurang bersosialisasi.
Rumah
tingkat dua di Jalan Benda di kawasan Kemang, Jakarta Selatan ini adalah tempat
tersangka Jean Alter Hulisean tinggal. Jean yang jadi tersangka pembunuh Sri
Wahyuningsih, yang mayatnya ditinggal dalam mobil di area parkir Bandara
Soekarno Hatta itu sudah tinggal ditempat tersebut sejak Juli 2013.
Kamar
tempat tersangka tinggal terlihat masih berantakan. Sebagian barang milik pria
tersebut seperti pakaian, dan perabotan belum diambil pihak keluarga Jean.
Menurut sang pemilik kost, dalam kesehariannya, Jean Alter mudah bergaul.
Namun
berbeda di mata tetangganya, tersangka justru dianggap kurang bergaul dan
tertutup, meskipun kerap membeli makanan, tidak jauh dari tempat kost itu.
Tetangga juga kerap melihat mobil almarhum Sri Wahyuningsih parkir dekat tempat
kost Jean.
Saat
ini Jean Alter masih terus menjalani pemeriksaan polisi di Polres Bandara
Soekarno Hatta. Tersangka terancam jeratan pasal berlapis, antara lain pembunuhan
dan pencurian dengan kekerasan, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun
penjara. Dalam waktu dekat, rencananya polisi akan melakukan rekonstruksi atas
kasus pembunuhan yang menimpa Sri Wahyuningsih, ibu dua anak tersebut. (Erwin
Saputra/Sri Indro Purnomo Edy/Sup)
Tanggapan:
Kematian
Sri Wahyuni merupakan salah satu bukti bila sebuah perlingkuhan membawa
malapetaka. Malapetaka dimaksud tidak hanya dilihat dari segi terjadinya
pembunuhan, tetapi rusaknya kehidupan rumah tangga, hidup yang tidak harmonis,
anak merupakan pihak yang paling dirugikan dalam hal ini.
Kehidupan
metropolitan Jakarta yang megah dan gemerlap, yang tidak diimbangi dengan kualitas
iman dan pribadi yang kuat, daapat menjerumuskan seseorang ke jurang
kehancuran. Gaya hidup hedonisme dikalangan masyarakat perkotaan menjadikan
setiap orang haus akan kesenangan dan kebebasan duniawi yang sesaat. Kesenangan
yang fana, menjadikan matahati menjadi buta. Kehangatan keluarga seakan tidak
perlu dalam kehidupan seseorang, yang mereka perlukan hanya duniawi saja.
Karena
kebebasan yang kebablasan itulah menjadikan manusia dalam berfikir tidak
menggunakan akal sehat dan logika, melainkan hanya dengan hawa nafsu sesaat. Pembunuhan
yang dilakukan bisa jadi hanya disebabkan karena hal sepele, karena telah
membukakan mata hati menjadikan seseorang gelap mata dan akhirnya terjadilah
pembunuhan itu.
Kesimpulan
yang dapat ditarik menjaga diri dan keluarga dengan pengetahuan yang baik
terhadap agama, dan pelaksanaannya dalam kehidupan sehari- hari, dapat
membangun keluarga sakinah, mawaddah dan warrohmah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar