PENGEMBANGAN PRODUK DAN DAUR HIDUP PRODUK
Strategi Pengembangan Produk Baru
Banyak perusahaan yang menghadapi sebuah
masalah, dimana mereka harus menciptakan produk baru, tetapi
kemungkinan berhasil sukses terhadap produk tersebut sangat kecil. Secara keseluruhan, untuk menciptakan produk baru
yang berhasil. Perusahaan harus
memahami pelanggannya, pasar, pesaing, serta pengembangan produk yang
memberikan nilai unggul bagi pelanggan. Perusahaan harus mempunyai rencana
produk baru yang kuat dan mempersiapkan proses pengembangan produk baru yang sistematis.
Pengembangan
produk baru dimulai dengan penciptaan ide. Perusahaan menemukan dan
mengembangkan ide produk baru dari berbagai sumber. Banyak ide produk baru
berasal dari sumber internal. Perusahaan mengadakan riset dan pengembangan
resmi, memilih ide dari karyawan mereka, dan mengadakan tukar pikiran dalam
rapat eksekutif. Ide lain datang dari sumber eksternal. Dengan mengadakan
survei dan kelompok fokus serta mengalisis pertanyaan dan keluhan pelanggan,
perusahaan dapat menghasilkan ide produk baru yang akan memenuhi kebutuhan
spesifik konsumen.
Perusahaan melacak
penawaran pesaing dan menginspeksi produk baru, memilih produk, menganalisis
kinerja produk, dan memutuskan apakah mereka akan memperkenalkan yang sama atau
produk yang lebih baik. Distributor dan pemesok berada dekat dengan pasar dan
dapat menyalurkan informasi tentang masalah konsumen dan kemungkinan produk
baru.
Definisi Siklus Hidup Produk
Siklus
hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman
tentang dinamika kompetitif suatu produk. Seperti halnya dengan manusia, suatu
produk juga memiliki siklus atau daur hidup. Siklus Hidup Produk (Product Life
Cycle) ini yaitu suatu grafik yang menggambarkan riwayat produk sejak
diperkenalkan ke pasar sampai dengan ditarik dari pasar . Siklus Hidup Produk
(Product Life Cycle) ini merupakan konsep yang penting dalam pemasaran karena
memberikan pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing suatu produk. Konsep ini
dipopulerkan oleh levitt (1978) yang kemudian penggunaannya dikembangkan dan
diperluas oleh para ahli lainnya.
Tahap Siklus
Hidup Produk
Ada berbagai pendapatan mengenai
tahap – tahap yang ada dalam Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) suatu
produk. Ada yang menggolongkannya menjadi introduction, growth, maturity,
decline dan termination. Sementara itu ada pula yang menyatakan bahwa keseluruhan
tahap – tahap Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) terdiri dari
introduction (pioneering), rapid growth (market acceptance), slow growth
(turbulance), maturity (saturation), dan decline (obsolescence).
Selain itu ada juga pendapat yang mengkategorikannya
ke dalam
tahap introduction, growth, maturity, saturation, dan decline. Meskipun demikian pada umumnya yang digunakan adalah penggolongan ke dalam empat tahap, yaitu introduction, growth, maturity dan decline.
tahap introduction, growth, maturity, saturation, dan decline. Meskipun demikian pada umumnya yang digunakan adalah penggolongan ke dalam empat tahap, yaitu introduction, growth, maturity dan decline.
Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk
itu di bagi menjadi empat tahap, yaitu :
1. Tahap
Perkenalan (introduction).
Pada tahap ini, barang mulai
dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun volume penjualannya belum tinggi.
Ciri-ciri umum tahap ini adalah penjualan yang masih rendah, volume pasar
berkembang lambat (karena tingginya market resistance), persaingan yang masih
relatif kecil, tingkat kegagalan relatif tinggi, masih banyak dilakukan
modifikasi produk dalam pengujian dan pengembangannya (karena problem yang
timbul tidak seperti yang diramalkan dan mungkin pula disebabkan pemahaman yang
keliru tentang pasar), biaya produksi dan pemasaran sangat tinggi, serta
distribusi yang masih terbatas.
Pada tahap ini promosi difokuskan
pada usaha membangun permintaan awal (primary demand) yaitu permintaan pada
kelas produk (product class), bukan pada merek produk. Produk baru juga
biasanya menimbulkan masalah distribusi, karena seringkali wholesaler dan
retailer tidak bersedia menanggung risiko untuk menjual produk baru. Dengan
demikian, biaya promosi menjadi sangat tinggi karena selain ditujukan untuk
menginformasikan konsumen akhir tentang keberadaan produk, juga untuk menarik
minat distributor.
2. Tahap
pertumbuhan (growth).
Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan
dan laba akan meningkat dengan cepat. Karena permintaan sudah sangat meningkat
dan masyarakat sudah mengenal barang bersangkutan, maka usaha promosi yang
dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing
sudah mulai memasuki pasar sehingga persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain
yang dapat dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan distribusinya adalah
dengan menurunkan harga jualnya.
3. Tahap kedewasaan (maturity)
Pada tahap kedewasaan ini kita dapat
melihat bahwa penjualan masih meningkat dan pada tahap berikutnya tetaP. Tahap
ini ditandai dengan tercapainya titik tertinggi dalam penjualan perusahaan.
Normalnya tahap ini merupakan tahap terlama dalam PLC. Hal ini disebabkan pada
tahap ini pemenuhan inti kebutuhan oleh produk yang bersangkutan tetap ada.
Sebagian besar produk yang ada saat ini berada dalam tahap ini, karena itu
sebagian besar strategi pemasaran ditujukan untuk produk-produk dalam tahap
ini. Strategi pemasaran kreatif yang digunakan untuk memperpanjang daur hidup
suatu produk disebut innovative maturity.
Penjualan dalam tahap ini sangat
sensitif terhadap perubahan perekonomian. Pasar semakin tersegmentasi, sehingga
untuk masing-masing segmen diperlukan promosi yang berbeda dengan lainnya.
Umumnya tahap ini terdiri dari tiga tingkatan. Tingkat pertama
disebutgrowth maturity, yaitu
pertumbuhan penjualan mulai berkurang yang disebabkan oleh dewasanya
distribusi. Tidak ada lagi saluran distribusi baru yang bisa ditambah. Dalam
tingkat kedua, stable maturity, penjualan menjadi mendatar yang disebabkan oleh
jenuhnya pasar. Sebagian konsumen potensial telah mencoba produk baru yang
ditawarkan perusahaan.pada tingkat ketiga, decaying maturity, penjualan mulai
menurun dan konsumen mulai bergerak ke produk lain atau produk substitusi.
4. Tahap kemunduran (decline)
Hampir semua jenis barang yang
dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami kekunoan atau keusangan dan harus
di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap ini, barang baru harus sudah
dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah
pesaing sudah berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi sangat penting karena
permintaan sudah jauh menurun. Penurunan penjualan ini disebabkan oleh
faktor-faktor seperti perubahan selera pasar, produk substitusi diterima
konsumen (baik dan dalam negeri maupun dan luar negeri), dan perubahan
teknologi. Perusahaan akan mengeksploitasi produknya sebelum memutuskan untuk
menghapusnya dan jajaran lini produk yang ditawarkan. Semuanya ini
mengakibatkan menghebatnya persaingan harga, kelebihan kapasitas, dan laba
perusahaan menghilang. Namun produk yang memasuki tahap decline bukan berarti
sudah tidak menguntungkan lagi. Ada kemungkinan justru menguntungkan bagi
perusahaan yang masih bertahan di pasar, karena dapat memanfaatkan sisa-sisa
konsurnen yang sudah ditinggalkan pesaing. Pada tahap ini produk hanya akan
memenuhi kebutuhan pasar inti, sehingga konsumen cenderung spesialis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar