PENGERTIAN KONSEP DAN LINGKUP
PEMASARAN
1. Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah
kegiatan pemasar untuk menjalankan bisnis (profit maupun nonprofit) guna
memenuhi kebutuhan pasar dengan barang atau jasa, menetapkan harga,
mendistribusikan, serta mempromosikannya melalui proses pertukaran agar
memuaskan konsumen dan mencapai tujuan perusahaan.
Unsur-unsur pokok dalam pemasaran antara lain, sebagai
berikut :
·
Pemasar: organisasi perusahaan atau
perorangan yang mempunyai tujuan tertentu bagi organisasi maupun pribadinya.
Pemasar dapat merupakan produsen yang umumnya berorientasi terhadap keuntungan
dan organisasi yang belum tentu berorientasi pada keuntungan.
·
Barang dan jasa: sesuatu yang ditawarkan oleh
produsen untuk pemenuhan kebutuhan dan keinginan.
·
Pemerintah yang berorientasi pada
kesejahteraan umum.
·
Pasar: konsumen pribadi atau organisasi
perusahaan yang mempunyai kebutuhan dan keinginan yang berwujud sebagai
permintaan terhadap barang atau jasa.
·
Proses pertukaran: kegiatan dua pihak yang
masing-masing memerlukan sesuatu milik pihak yang lain sebagai usaha untuk
pemenuhan kebutuhan dan keinginan masing-masing.
2. Ruang
Lingkup Pemasaran
Lingkup pengertian pemasaran antara lain adalah
sebagai berikut:
·
Pemasaran Mikro-Eksternal: Pemasaran
yang meliputi lingkup mikro perusahaan dengan orientasi eksternal.
·
Pemasaran Mikro-Internal: kegiatan
pemasaran yang berorientasi pada internal perusahaan.
·
Pemasaran Makro-Eksternal: pemasaran
perusahaan-perusahaan dalam skala makro dengan kapasitasnya sebagai satuan
produsen dalam lingkup makro
3. Konsep dan
Orientasi Pemasaran
·
Konsep produksi: anggapan pemasar berorientasi kepada
proses produksi (internal) bahwa konsumen hanya akan membeli produk-produk yang
murah
·
Konsep produk: anggapan pemasar bahwa konsumen lebuh
menghendaki produk-produk yang berkualitas atau berpenampilan baik.
·
Konsep penjualan: anggapan pemasar yang berorientasi
kepada tingkat penjualan (internal) bahwa konsumen perlu dipengaruhi agar
penjualan dapat meningkat sehingga tercapai profit maksimum sebagai tujuan
perusahaan.
·
Konsep pemasaran: anggapan pemasar yang berorientasi
kepada pelanggan (eksternal) bahwa konsumen hanya akan bersedia membeli
produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan.
·
Konsep pemasaran yang memasyarakat (sosial): anggapan
pemasar bahwa konsumen hanya bersedia membeli produk-produk yang mampu memenuhi
kebutuhan serta kesejahteraan lingkungan sosial konsumen
·
Konsep pasar: anggapan pemasar yang berorientasi
kepada pelanggan dan pesaing-pesaing perusahaan ( pesaing pasar) bahwa produsen
perlu mempunyai keunggulan pasar yang bersaing (kompetitif) untuk dapat
memenuhi dan memuaskan pelanggan.
4. Fungsi
Pemasaran Universal
Fungsi-fungsi pemasaran meliputi :
- Penanggungan resiko
- Pendanaan
- Pengendalian informasi pemasaran Pembelian
- Penjualan
- Pengiriman
- Penyimpanan
- Standarisasi dan klasifikasi
- Pembungkusan
5. Perkembangan dan sejarah pemikiran tentang pemasaran
Jika dikatakan bahwa marketing
adalah ilmu yang dinamis, itu memang benar adanya. Sejarah teori dan konsep
marketing selalu mengikuti perubahan struktur sosial dan ekonomi masyarakat.
Kemunculan ide-ide baru yang memperkaya ilmu marketing terus berkembang seiring
revolusi besar peradaban manusia.
Mungkin masih banyak yang belum tahu
bahwa peradaban bisnis modern berkembang sejak adanya revolusi industri di
tahun 1900. Revolusi ini benar-benar mengubah tatanan struktur dan perilaku
masyarakat pada saat itu. Bisnis yang tadinya berciri merkantilis (berdagang)
kemudian berubah menjadi kapitalis. Kekuatan modal dipergunakan untuk membangun
pabrik dan organisasi perusahaan, memproduksi barang, dan memperdagangkannya.
Pada proses ini muncullah
pandangan-pandangan baru tentang bagaimana perilaku pasar terjadi dan bagaimana
sebuah lembaga menjalankan kegiatan operasional untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Hal-hal inilah yang kemudian melatarbelakangi munculnya ilmu praktik manajemen
bisnis, termasuk marketing. Boleh jadi, ilmu marketing ketika itu memang
menjadi jawaban atas berbagai pertanyaan yang tidak bisa diakomodasi oleh ilmu
ekonomi yang telah berkembang terlebih dahulu. Marketing awalnya tak lebih dari
aktivitas bisnis yang sederhana. Para ekonom pun hanya memasukkannya sebagai
salah satu bentuk aktivitas ekonomi. Namun, pendekatan yang lebih berciri
sosiologis kemudian menunjukkan adanya pengembangan dari institusi (lembaga)
yang disebut sebagai “market” dalam bahasa ekonomi. Pendekatan sosiologis
melihat institusi market bisa dilihat sebagai institusi sosial dibandingkan
ekonomi. Artinya, di market bukan hanya tempat bertemunya supply dan demand.
Market adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli. Market merupakan sebuah
sistem sosial di mana kebutuhan setiap pihak akan materi tertentu akan bertemu.
Pada waktu itu, konsumsi dianggap sebagai akhir dari kegiatan produksi di dunia ekonomi.
Pada waktu itu, konsumsi dianggap sebagai akhir dari kegiatan produksi di dunia ekonomi.
Padahal perilaku konsumsi sendiri
sebenarnya merupakan ilmu yang bisa dieksplorasi lebih dalam. Demikian halnya
dengan istilah “value”. Ilmu ekonomi meletakkan value berhubungan dengan
penambahan input dari faktor-faktor produksi. Padahal di dunia bisnis, value
juga mencakup sesuatu yang intangible seperti pelayanan. Pendekatan marketing
juga mempertanyakan apakah market dipengaruhi hanya oleh purchasing power (daya
beli) masyarakat? Lebih jauh dari itu, para praktisi bisnis melihat bahwa
market bukan sekadar dipengaruhi oleh daya beli, tetapi juga keinginan membeli
yang dipengaruhi oleh iklan dan tenaga penjual. Advertising Muncul Lebih Dulu.
Kabarnya kelas pertama dari
pelajaran marketing diberikan oleh ED Jones pada tahun 1902 di University of
Michigan dan kemudian oleh Simon Litman di University of California pada tahun
yang sama. Saat itu, pemikiran marketing masih berfokus pada masalah
distribusi. Ini sesuai dengan ciri industri tahap awal yang berfokus pada
distribusi massal. Namun, pengembangan pemikiran awal teori marketing justru
banyak bermunculan dari universitas seperti Wisconsin, Harvard, Ohio State,
University of Illinois dan Northwestern University.
Sebenarnya, walaupun belum
dimasukkan dalam disiplin ilmu marketing, pemikiran tentang dunia iklan
(advertising) sudah lebih dulu ada. Buku History of Advertising sudah muncul
pada tahun 1875. Demikian pula halnya dengan selling sudah mendahului
pengembangan ilmu marketing itu sendiri. Selling awalnya hanya sekadar sebuah
seni menjual, tetapi kemudian dijadikan sebuah formula untuk dipelajari dan
dianalisis.
Mulanya pendekatan marketing memang menyangkut tiga elemen: advertising, selling dan distribusi. Namun, banyak pemikiran yang kemudian menambahkan elemen-elemen dalam marketing. Seperti Ralph Butler dan Arch Shaw, dua ahli ini menambahkan elemen lain dalam marketing, yakni: komoditas, institusi, dan fungsional. Artinya marketing menyangkut pula soal produk, organisasi pemasaran dan juga proses serta kegiatan.
Mulanya pendekatan marketing memang menyangkut tiga elemen: advertising, selling dan distribusi. Namun, banyak pemikiran yang kemudian menambahkan elemen-elemen dalam marketing. Seperti Ralph Butler dan Arch Shaw, dua ahli ini menambahkan elemen lain dalam marketing, yakni: komoditas, institusi, dan fungsional. Artinya marketing menyangkut pula soal produk, organisasi pemasaran dan juga proses serta kegiatan.
Untuk elemen distribusi, berkembang
pula pemikiran baru yang disebut retailing sejak tahun 1914. Nystrom pada waktu
itu menulis literatur ritel bukan saja dari sisi proses distribusi, tapi juga
manajemen ritel. Dengan banyaknya tambahan elemen-elemen baru dalam marketing,
maka ilmu marketing kemudian masuk ke dalam tahapan integrasi. Pada tahap ini
para pemikir dan ilmuwan mencoba menggabungkan berbagai ilmu, literatur serta
elemen yang berdiri sendiri menjadi sebuah konsep yang terintegrasi.
Buku Principles of Marketing pertama
muncul lewat tangan Paul Ivey pada tahun 1920-an. Buku ini menggabungkan semua
teori dan pemikiran yang berkembang di dunia marketing. Tetapi, yang lebih
mengemuka kemudian adalah buku Principles of Marketing karangan Maynard,
Weidler dan Beckman. Berbeda dibandingkan Ivey yang berfokus pada sisi
pengusaha, buku ini lebih berfokus pada sudut pandang konsumen.
Teori marketing belum berakhir dengan dimunculkannya buku-buku tadi. Pada dekade-dekade berikutnya masuklah berbagai unsur yang memperkaya marketing. Ilmu-ilmu psikologi dan sosial mulai masuk. Demikian pula dengan konsep seperti segmentasi baru hadir belakangan setelah muncul konsep-konsep lain seperti marketing mix (4P).
Elemen-elemen dalam marketing sendiri mengalami perkembangan. Sebagai contoh, ilmu advertising semakin berkembang dengan masuknya media-media baru seperti televisi yang mulai populer pada tahun 1960-an. Pada tahun 1960-an dan 1970-an ilmu marketing justru memecahkan diri ke dalam berbagai diferensiasi (kekhususan) seperti international marketing, social marketing, marketing for non-profit organization dan lain-lain. Konsep social responsibility juga menjadi salah satu konsep yang sudah mulai terbentuk pada tahun 1970.
Teori marketing belum berakhir dengan dimunculkannya buku-buku tadi. Pada dekade-dekade berikutnya masuklah berbagai unsur yang memperkaya marketing. Ilmu-ilmu psikologi dan sosial mulai masuk. Demikian pula dengan konsep seperti segmentasi baru hadir belakangan setelah muncul konsep-konsep lain seperti marketing mix (4P).
Elemen-elemen dalam marketing sendiri mengalami perkembangan. Sebagai contoh, ilmu advertising semakin berkembang dengan masuknya media-media baru seperti televisi yang mulai populer pada tahun 1960-an. Pada tahun 1960-an dan 1970-an ilmu marketing justru memecahkan diri ke dalam berbagai diferensiasi (kekhususan) seperti international marketing, social marketing, marketing for non-profit organization dan lain-lain. Konsep social responsibility juga menjadi salah satu konsep yang sudah mulai terbentuk pada tahun 1970.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar